Pria yang kini berusia 38 tahun ini mengaku bahwa kondisi matanya yang sipit semakin diperparah dengan penurunan tersebut. Hal ini membuatnya harus mengeluarkan tenaga ekstra hanya untuk bisa melihat dengan jelas.

"Memang seiring bertambahnya umur, kayak semua tuh ada penurunan gitu. Kayak fungsinya tuh sudah mengganggu gitu akhirnya," ucapnya saat ditemui di kawasan jalan Hj Tuty Alawiyah, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2025).

Ia menjelaskan, untuk bisa membuka mata dengan lebar, ia harus menggunakan otot dahi yang membuatnya cepat lelah, terutama saat beraktivitas.

"Jadi kalau misalnya berkegiatan tuh aku harus, harus berusaha ngebeloin mata tuh pakai otot jidat tuh lumayan capek," ungkapnya.

Setelah berkonsultasi dengan dokter di Korea, ditemukanlah solusi yang unik. Bukan matanya yang dioperasi, melainkan bagian dahinya. Tindakan ini bertujuan untuk menaikkan jarak antara mata dan alisnya, sehingga pandangannya menjadi lebih terbuka.

"Yang dioperasinya jidatnya gitu, jadi bukan matanya," jelas Rafael.

Kini, setelah lima bulan pasca operasi, Rafael merasa fungsinya telah kembali normal dan jauh lebih nyaman. Ia harus melewati masa pemulihan selama kurang lebih dua bulan sebelum bisa beraktivitas seperti sedia kala.

"Bulan keenam itu udah full recovery semuanya, udah balik lagi ke normal," pungkasnya.

1. Apa alasan Rafael Tan menjalani operasi wajah?
Rafael melakukan operasi karena kelopak matanya semakin turun seiring bertambahnya usia, sehingga mengganggu fungsi penglihatannya dan membuatnya harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk bisa melihat jelas.

2. Mengapa Rafael memilih menjalani operasi di Korea Selatan?
Ia terbang ke Korea Selatan setelah berkonsultasi dengan dokter di sana yang memberikan solusi terbaik untuk kondisinya, yaitu operasi pada dahi, bukan pada mata.

3. Bagian wajah mana yang dioperasi oleh Rafael?
Bukan matanya, melainkan bagian dahi. Operasi ini bertujuan untuk menaikkan jarak antara mata dan alis sehingga pandangannya lebih terbuka.