10 Potret Tika Bravani yang Ternyata Pernah Jadi Korban Perundungan, Makin Was Was Semenjak Punya Anak - Ajarkan Berani Lawan Bully
12 March 2025, 15:08 WIB
Aktris Tika Bravani mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai korban bullying. Berikut selengkapnya.
Aktris Tika Bravani mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai korban bullying. Ia mengaku semakin khawatir setelah memiliki anak karena melihat banyaknya kasus bullying yang terjadi saat ini.
"Saya sih pernah jadi korban bully. Saya juga makin waswas dengan karena punya anak juga. Apalagi melihat sekarang pergaulan jadi banyak banget kasus bullying. Apalagi sekarang tuh no viral no justice," ujar Tika Bravani di XXI Epicentrum Jakarta Selatan, Senin (10/3/2025).
"Jadi kadang-kadang mikir kalau kejadian di anak saya apa yang harus saya lakukan, saya harus berlindung kemana," sambungnya. Berikut selengkapnya.

Istri dari aktor Dimas Aditya ini menjelaskan bahwa saat masih sekolah, perundungan yang dialaminya bukan hanya secara verbal, tetapi juga fisik. Menurutnya, saat itu banyak sekolah yang menormalisasi tindakan senioritas.
Advertisement

"Verbal, fisik. Kalau dulu SMA itu, duh jadi tahu. Di sekolah itu kadang-kadang menormalisasi kakak kelas dan adik kelas. Misalnya kakak kelas dan adek kelas, ada yang memang itu menjadi tradisi ketika ngadu ke guru kayak 'yah emang kayak gitu sih'," katanya.

Menurut Tika, perundungan yang terjadi saat ini lebih berbahaya karena sering kali diviralkan di media sosial dan berujung pada dampak mental yang serius. Ia menilai generasi sekarang lebih rentan dibandingkan dulu. "Tapi kan kita yang mengalami kita ngerasa gak berharga, ngerasa mau berangkat sekolah malas, kalau sekarang kan generasi sekarang sebanarnya terbiasa dengan kemudahan takutnya mentalnya gak sekuat jaman dulu," katanya.
Advertisement

"Kalau dulu kan dibully gak ada yang diviralin ya udah, kalau sekarang kan ada diviralin terus ada suicide itu kan bahaya. Jadi kan kaitamnya dengan nyawa, jadi bullyng gak sekedar for fun tapi udah mengancam nyawa," sambungnya.

Baginya, segala bentuk bullying sangat merugikan, baik secara mental, fisik, maupun ekonomi. Ia merasa perundungan adalah sesuatu yang memalukan.

Meskipun pernah menjadi korban, Tika akhirnya memilih berdamai dengan kejadian tersebut. Ia menyebut bahwa seiring bertambahnya usia, dirinya mulai bisa menerima apa yang terjadi di masa lalu. "Ya berdamai karena akhirnya menormalisasi oh iya mungkin tradisi kali, dan makin dewasa akhirnya alhamdulillah saya gak apa apa, jadi itu ya terpaksa harus berdamai. Kalau dipikir pikir lagi apalagi baca skenario kayak ah gila ya gue juga pernah diginiin dulu," ujarnya.

Sebagai ibu, Tika ingin membangun hubungan yang erat dengan anaknya agar mereka merasa nyaman untuk bercerita. Ia menilai komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam mencegah perundungan. "Sebenarnya kan akhirnya mikir kayaknya yang harus aku kuatin terus itu koneksi dulu, mungkin saya tuh khawatir anak-anak saya gak bisa cerita karena ada jarak, itu yang saya pupuk dari sekarang supaya anak 'oh ibu dan ayah ada untuk aku' jadi support system harus diutamain," tuturnya.

Tika juga menanamkan keberanian pada anaknya untuk melawan jika mengalami perundungan. Ia mengajarkan bahwa membela diri bukanlah tindakan yang salah selama tidak memulai duluan. "Kalau kamu dibully orang, lawan. gak boleh terima aja, ini bukan berarti kamu jahat, yang penting kamu gak mulai duluan. kalau kamu mukul duluan, ibu gak akan belain. Motivasinya adalah membela diri," kata Tika.

Ia pun membagikan pengalaman anaknya yang pernah mengalami perundungan. Menurutnya, saat itu sang anak sempat diam saja, tetapi kini mulai berani mengambil sikap.

"Pernah, waktu itu dia pernah sampai kejambak rambutnya ditarik 'terus kamu ngapain' 'aku diem aja' 'oh lain kali kamu ambil balik aja, kalau itu punya kamu, ambil. gak papa nak, berani'. Jadi sekarang mulai berani 'jangan geser aku, kalau kamu di sini, aku duduk dimana'," pungkasnya.