Typhoon Family mengambil latar masa krisis ekonomi Asia tahun 1997 (IMF). Kang Tae Poong (Lee Junho) adalah seorang pemuda flamboyan dari keluarga kaya yang selama ini hidup bebas dan penuh gaya. Namun, hidupnya berubah drastis ketika tiba-tiba harus memimpin sebuah perusahaan dagang yang bangkrut: tanpa karyawan, tanpa modal, dan tanpa produk yang bisa dijual. Dari titik nol inilah Tae Poong dipaksa tumbuh menjadi sosok pengusaha tangguh.

Dalam wawancaranya, Junho mengungkapkan bahwa dirinya banyak terinspirasi oleh pengalaman masa kecil saat krisis IMF. Ia mengingat orang tuanya yang bekerja keras, serta kampanye nasional mengumpulkan emas untuk membantu perekonomian Korea. Dari situ, ia ingin menghadirkan nuansa perjuangan yang bisa dirasakan oleh generasi mana pun.

Dari segi penampilan, Junho menekankan detail gaya khas 90-an dengan memakai jaket kulit, denim-on-denim, sepatu kerja, hingga anting yang populer kala itu. Tak hanya tampilan luar, ia juga membangun sosok Tae Poong sebagai figur yang bisa menjadi kakak yang dapat diandalkan, suami, ayah, bahkan sosok pemimpin yang dicita-citakan orang.

Junho juga mengapresiasi set lokasi yang dibangun tim produksi. Mulai dari klub malam, stasiun penyiaran, hingga gaya rambut dan busana para pemain, semuanya dibuat menyerupai suasana tahun 1997. Hal ini membantunya lebih mudah masuk ke karakter dan benar-benar merasa hidup di masa itu.

Dengan tema yang relevan dan karakter utama yang penuh warna, Typhoon Family menjadi salah satu drama Korea yang paling ditunggu musim ini. Lee Junho sendiri berharap penonton bisa tertawa, menangis, sekaligus menemukan kenyamanan lewat kisah Kang Tae Poong.