Publik bisa jadi mengetahui betapa Titiek Puspa menikah 3 kali. Namun sebelum akhirnya menjadi seorang istri, ia pernah menjalin asmara dengan pria berinisial B. Hal itu diketahui dari buku TITIEK PUSPA: A LEGENDARY DIVA. 

"Di tahun itu saya menerima cinta dari salah satu pria yang cukup gencar mendekati saya. Tak usah lah saya sebutkan namanya di sini, cukup saya beri inisial B," tulis Titiek dalam buku itu. 

Pria berinisial B ini merupakan anak seorang dokter. Di mata Titiek, B adalah sosok yang gagah, romantis, dan dewasa. Selama berpacaran, Titiek dan B kerap menghabiskan waktu duduk-duduk di taman sambil mengobrol.

Hubungannya dengan B lantas kandas karena ada perbedaan nilai-nilai keluarga B dengan Titiek. Ia sempat merasa tidak layak masuk dalam keluarga B.

Titiek pun berpaling pada Sukasno. Sukasno adalah seorang tentara pelajar. Kala itu, Sukasno kerap memperhatikan Titiek yang lewat sambil naik sepeda butut. 

Kedekatan Titiek dan Sukasno mendapatkan dukungan dari keluarga. Bahkan kedua orangtua Titiek meminta mereka segera menikah. Meski Sukasno suka cemburuan dan usia Titiek masih 19 tahun, pernikahan itu akhirnya tetap terjadi pada 1957.

Perkawinan Titiek dan Sukasno tak berjalan mulus. Masih dilansir dari buku TITIEK PUSPA: A LEGENDARY DIVA, Sukasno semakin bersikap keras di rumah. Hal itu membuat mereka bercerai pada 1959. 

Hanya berselang hitungan hari pasca bercerai, Titiek menemukan dirinya hamil 2 bulan. Ya, ia mengandung anak Sukasno. Kelak, bayi dalam kandungan itu lahir dengan selamat pada 12 Januari 1960 dengan nama Petty Tunjungsari.

Usai bercerai dengan Sukasno, Titiek yang tengah mengandung anak pertamanya itu dekat dengan Zainal Ardi. Pria yang merupakan penyiar radio RRI itu bahkan sangat peduli dengan kehamilan Titiek. Mereka lantas menikah pada tahun 1960.

Pernikahan dengan Zainal tak berjalan mulus juga. "Tak saya duga, Zainal ternyata merasakan tekanan akibat lajunya karier saya. Ia mulai menunjukkan lagi rasa cemburunya. Esksistensi saya membuat Zainal uring-uringan," tulis Titiek dalam buku TITIEK PUSPA: A LEGENDARY DIVA.

Selama menikah dengan Zainal, Titiek sempat menumpang di rumah Tante Kamil hingga mengontrak sebuah garasi di Jalan Sukabumi, Menteng. Kehidupan belum betul-betul mapan, namun Zainal pergi ke Jerman pada 1963.

Ia melanjutkan pendidikan di bidang broadcast atas sponsor TVRI. Zainal pergi begitu saja, tanpa pamitan pada Titiek dan kedua anaknya. Kepergian Zainal menjadi penanda berakhirnya pernikahan mereka. 

Pada perjalanannya, Titiek bertemu dengan cinta terakhir yakni Mus Mualim. Kala itu, hubungan Titiek dan Mus Mualim sempat tidak mendapat restu dari paman-pamannya sebab Mus masih berstatus sebagai istri orang. Waktu bergulir, mereka pun akhirnya menikah juga setelah Mus bercerai. 

Bersama Mus Mualim, Titiek menciptakan banyak karya. Apalagi Mus merupakan seorang musisi dan komposer. Di mata Titiek, Mus nyaris sempurna sebagai pendamping hidup. 

Meski begitu, pernikahan itu tak selalu berjalan mulus namun Titiek enggan bercerai untuk ketiga kalinya. Ia tetap mempertahankan pernikahan hingga Mus meninggal pada 1 Januari 1990 silam.